Berita
Game
Pemerintah Indonesia sedang merampungkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait perlindungan anak dari dampak negatif game online. Aturan ini dinilai penting mengingat semakin maraknya kasus kriminalitas, seperti kekerasan dan perundungan yang melibatkan anak-anak di bawah umur, yang diduga dipengaruhi oleh konten dalam game online.
Kebijakan tersebut akan mengikuti langkah yang sebelumnya sudah diterapkan oleh Tiongkok, yang sejak 2021 membatasi waktu bermain game online untuk anak-anak di bawah 18 tahun.
Bersumber dari Detik News, Deputi Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), Nahar, menjelaskan bahwa proses harmonisasi aturan di antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah sudah berlangsung.
Nahar menekankan bahwa game yang mengandung kekerasan memiliki dampak buruk terhadap perkembangan mental dan perilaku anak, sehingga pengawasan terhadap konten yang tidak sesuai dengan usia mereka akan diperketat.
Langkah Indonesia ini mengingatkan kita pada kebijakan ketat yang sudah diterapkan Tiongkok sejak 2021. Tiongkok membatasi anak-anak di bawah 18 tahun untuk bermain game online hanya satu jam per hari pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengurangi dampak negatif game online, seperti kecanduan dan gangguan perilaku. Meski sempat menuai kontroversi, aturan ini dianggap berhasil mengurangi waktu bermain anak-anak secara signifikan.
Psikolog Stenny Prawitasari menyatakan bahwa membatasi akses anak-anak pada game yang mengandung kekerasan sangat penting untuk menjaga kesehatan mental mereka. Dirinya memaparkan bahwa bermain game yang mengandung kekerasan secara terus-menerus bisa membuat anak-anak kehilangan kepekaan terhadap kekerasan, sehingga mereka sulit membedakan mana kekerasan yang nyata dan yang hanya di dunia maya.
Penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara game kekerasan dan meningkatnya agresi pada anak. Dalam game kompetitif seperti battle royale, anak-anak cenderung menunjukkan perilaku agresif, seperti berkata kasar atau meluapkan amarah saat kalah.
Mengacu pada masalah tersebut, kebijakan Tiongkok yang membatasi waktu bermain anak bisa menjadi contoh yang relevan bagi Indonesia untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif game.
Selain pembatasan waktu, pengawasan terhadap konten game juga harus diperketat. Stenny menambahkan bahwa regulasi yang lebih ketat dan pengawasan konten yang sesuai dengan usia anak perlu diperkuat agar bisa melindungi generasi muda dari dampak buruk game online.
Dengan diterapkannya kebijakan ini, diharapkan Indonesia dapat menciptakan lingkungan bermain game yang lebih sehat bagi anak-anak, sekaligus mencegah potensi gangguan mental dan perilaku yang diakibatkan oleh paparan konten yang tidak sesuai.
Langkah ini merupakan wujud komitmen bahwa Indonesia tidak hanya mendorong perkembangan industri game, tetapi juga berkomitmen melindungi kesejahteraan anak-anak di era digital.
Pemerintah Indonesia Siapkan Aturan Bermain Game Online untuk Anak
![]() |
Ilustrasi |
Pemerintah Indonesia sedang merampungkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait perlindungan anak dari dampak negatif game online. Aturan ini dinilai penting mengingat semakin maraknya kasus kriminalitas, seperti kekerasan dan perundungan yang melibatkan anak-anak di bawah umur, yang diduga dipengaruhi oleh konten dalam game online.
Kebijakan tersebut akan mengikuti langkah yang sebelumnya sudah diterapkan oleh Tiongkok, yang sejak 2021 membatasi waktu bermain game online untuk anak-anak di bawah 18 tahun.
Bersumber dari Detik News, Deputi Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), Nahar, menjelaskan bahwa proses harmonisasi aturan di antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah sudah berlangsung.
Nahar menekankan bahwa game yang mengandung kekerasan memiliki dampak buruk terhadap perkembangan mental dan perilaku anak, sehingga pengawasan terhadap konten yang tidak sesuai dengan usia mereka akan diperketat.
Kebijakan Game Online Tiongkok untuk Anak
Langkah Indonesia ini mengingatkan kita pada kebijakan ketat yang sudah diterapkan Tiongkok sejak 2021. Tiongkok membatasi anak-anak di bawah 18 tahun untuk bermain game online hanya satu jam per hari pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengurangi dampak negatif game online, seperti kecanduan dan gangguan perilaku. Meski sempat menuai kontroversi, aturan ini dianggap berhasil mengurangi waktu bermain anak-anak secara signifikan.
Pembatasan Demi Kesehatan Mental Anak
Psikolog Stenny Prawitasari menyatakan bahwa membatasi akses anak-anak pada game yang mengandung kekerasan sangat penting untuk menjaga kesehatan mental mereka. Dirinya memaparkan bahwa bermain game yang mengandung kekerasan secara terus-menerus bisa membuat anak-anak kehilangan kepekaan terhadap kekerasan, sehingga mereka sulit membedakan mana kekerasan yang nyata dan yang hanya di dunia maya.
Penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara game kekerasan dan meningkatnya agresi pada anak. Dalam game kompetitif seperti battle royale, anak-anak cenderung menunjukkan perilaku agresif, seperti berkata kasar atau meluapkan amarah saat kalah.
Mengacu pada masalah tersebut, kebijakan Tiongkok yang membatasi waktu bermain anak bisa menjadi contoh yang relevan bagi Indonesia untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif game.
Perketat Pengawasan Konten
Selain pembatasan waktu, pengawasan terhadap konten game juga harus diperketat. Stenny menambahkan bahwa regulasi yang lebih ketat dan pengawasan konten yang sesuai dengan usia anak perlu diperkuat agar bisa melindungi generasi muda dari dampak buruk game online.
Dengan diterapkannya kebijakan ini, diharapkan Indonesia dapat menciptakan lingkungan bermain game yang lebih sehat bagi anak-anak, sekaligus mencegah potensi gangguan mental dan perilaku yang diakibatkan oleh paparan konten yang tidak sesuai.
Langkah ini merupakan wujud komitmen bahwa Indonesia tidak hanya mendorong perkembangan industri game, tetapi juga berkomitmen melindungi kesejahteraan anak-anak di era digital.
Kategori
Berita
Posting Komentar