Berita
Game

Tidak semua game dibuat untuk menghibur. Ada pula yang hadir untuk menyentuh sisi gelap kemanusiaan dan mengajak pemain merenungkan realita yang kerap luput dari perhatian. The Housewife, game karya pengembang independen Colossal Wreck dan diterbitkan oleh Back To Basics Gaming, adalah salah satu di antaranya. Dirilis pada 25 Agustus 2016 di Steam, game ini menyoroti isu kekerasan dalam rumah tangga melalui perspektif seorang perempuan.
Dalam The Housewife, pemain berperan sebagai seorang ibu rumah tangga tanpa nama yang hidup hanya untuk menyenangkan suaminya. Setiap hari diisi dengan rutinitas monoton seperti membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan menyapu lantai yang semua itu demi menghindari kemarahan sang suami. Namun di balik aktivitas yang tampak biasa, tersembunyi penderitaan mendalam. Sang karakter percaya bahwa kekerasan yang ia terima adalah akibat dari “kesalahan” dirinya sendiri, mencerminkan pola pikir korban yang terperangkap dalam siklus kekerasan.
Game PC ini tidak hanya menceritakan kisah kelam, tetapi juga mencoba masuk ke dalam psikologi korban kekerasan. Melalui desain yang simbolis dan atmosfer yang suram, The Housewife memperlihatkan bagaimana trauma, rasa bersalah, dan ketakutan membentuk realitas baru bagi korban. Dalam beberapa bagian, pemain akan dibawa ke dunia mimpi sang istri, tempat pekerjaan rumah berubah menjadi tantangan surealis yang merupakan sebuah metafora atas penderitaan mental yang terus menghantui.
Di luar alur ceritanya, The Housewife melalui laman Steam juga menyisipkan data nyata mengenai kekerasan domestik. Berdasarkan data NCADV dan WHO, setiap 9 detik di Amerika Serikat seorang perempuan diserang atau dipukuli. Sekitar 1 dari 3 perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual dari pasangan mereka. Angka yang menegaskan bahwa isu ini bukan sekadar kisah fiksi, melainkan tragedi yang terjadi setiap hari di dunia nyata.
Dengan pendekatan yang lebih emosional daripada hiburan, The Housewife menghadirkan pengalaman bermain yang tidak nyaman, namun justru itulah tujuannya. Game ini ingin membuat pemain merasakan beban psikologis korban, bukan sekadar menyaksikannya. Lewat nuansa yang depresif dan narasi introspektif, The Housewife menjadi bentuk kritik sosial yang kuat terhadap normalisasi kekerasan dalam hubungan rumah tangga.
Meskipun sederhana dari sisi gameplay, pesan yang dibawa The Housewife terasa berat dan membekas. Game ini bukan untuk mereka yang mencari kesenangan, melainkan untuk mereka yang ingin memahami betapa dalam luka yang tak terlihat dari seorang korban kekerasan.
The Housewife — Game yang Menggambarkan Luka Psikologis Korban Kekerasan Rumah Tangga

Tidak semua game dibuat untuk menghibur. Ada pula yang hadir untuk menyentuh sisi gelap kemanusiaan dan mengajak pemain merenungkan realita yang kerap luput dari perhatian. The Housewife, game karya pengembang independen Colossal Wreck dan diterbitkan oleh Back To Basics Gaming, adalah salah satu di antaranya. Dirilis pada 25 Agustus 2016 di Steam, game ini menyoroti isu kekerasan dalam rumah tangga melalui perspektif seorang perempuan.
Dalam The Housewife, pemain berperan sebagai seorang ibu rumah tangga tanpa nama yang hidup hanya untuk menyenangkan suaminya. Setiap hari diisi dengan rutinitas monoton seperti membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan menyapu lantai yang semua itu demi menghindari kemarahan sang suami. Namun di balik aktivitas yang tampak biasa, tersembunyi penderitaan mendalam. Sang karakter percaya bahwa kekerasan yang ia terima adalah akibat dari “kesalahan” dirinya sendiri, mencerminkan pola pikir korban yang terperangkap dalam siklus kekerasan.
Game PC ini tidak hanya menceritakan kisah kelam, tetapi juga mencoba masuk ke dalam psikologi korban kekerasan. Melalui desain yang simbolis dan atmosfer yang suram, The Housewife memperlihatkan bagaimana trauma, rasa bersalah, dan ketakutan membentuk realitas baru bagi korban. Dalam beberapa bagian, pemain akan dibawa ke dunia mimpi sang istri, tempat pekerjaan rumah berubah menjadi tantangan surealis yang merupakan sebuah metafora atas penderitaan mental yang terus menghantui.
Di luar alur ceritanya, The Housewife melalui laman Steam juga menyisipkan data nyata mengenai kekerasan domestik. Berdasarkan data NCADV dan WHO, setiap 9 detik di Amerika Serikat seorang perempuan diserang atau dipukuli. Sekitar 1 dari 3 perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual dari pasangan mereka. Angka yang menegaskan bahwa isu ini bukan sekadar kisah fiksi, melainkan tragedi yang terjadi setiap hari di dunia nyata.
Dengan pendekatan yang lebih emosional daripada hiburan, The Housewife menghadirkan pengalaman bermain yang tidak nyaman, namun justru itulah tujuannya. Game ini ingin membuat pemain merasakan beban psikologis korban, bukan sekadar menyaksikannya. Lewat nuansa yang depresif dan narasi introspektif, The Housewife menjadi bentuk kritik sosial yang kuat terhadap normalisasi kekerasan dalam hubungan rumah tangga.
Meskipun sederhana dari sisi gameplay, pesan yang dibawa The Housewife terasa berat dan membekas. Game ini bukan untuk mereka yang mencari kesenangan, melainkan untuk mereka yang ingin memahami betapa dalam luka yang tak terlihat dari seorang korban kekerasan.
Kategori
Berita
Posting Komentar